4 Jenis Rangka Atap yang Bisa Digunakan untuk Bangunan

27 July 2023

Pada saat membangun sebuah bangunan, bagian terpenting selain pondasi adalah atap. Mengapa atap menjadi penting? Coba bayangkan jika sebuah bangunan secara keseluruhan sudah selesai dibangun, tetapi tidak memiliki atap. Bangunan tersebut menjadi tidak bisa digunakan karena tidak bisa melindungi orang maupun barang di bawahnya dari paparan cuaca. 

Untuk membuat atap yang berkualitas, harus didukung dengan material-material yang berkualitas pula. Atap memang penting, tetapi hal utama yang perlu diperhatikan adalah bagian rangka atap. Jika tidak ada rangka, tidak ada tempat untuk meletakkan atap tersebut. Maka dari itu, sebelum beralih ke atap, kita harus memikirkan rangkanya terlebih dahulu. 

Jika kita melihat ke masa lalu, rangka atap yang sering digunakan pada rumah-rumah adalah rangka atap dengan material kayu. Bahkan ada beberapa bangunan yang sampai saat ini masih menggunakan kayu untuk rangka atapnya. Tetapi adanya perkembangan zaman membuat kita memiliki semakin banyak pilihan rangka atap dengan material seperti apa yang akan digunakan. 

Kali ini kita akan membahas jenis-jenis rangka atap yang bisa menjadi opsi untuk kamu gunakan ketika membangun rumah atau bangunan lainnya. Simak artikel ini!

1. Kayu

Rangka atap kayu

Rangka atap kayu banyak digunakan pada rumah-rumah yang sudah lama dibangun. Jika kamu mengunjungi daerah-daerah pedesaan yang jauh dari kota, kamu akan menemui rangka atap jenis ini di banyak rumah. Bahkan beberapa bangunan di perkotaan pun ada yang masih menggunakan rangka kayu. Bisa jadi karena bawaan saat pertama kali membangun bangunan tersebut.

Kelebihan rangka atap kayu yang membuatnya banyak digunakan adalah dari segi kekuatan. Selain itu, rangka kayu memiliki ketahanan terhadap karat. Sehingga penghuni rumah tidak perlu melakukan perawatan untuk menghindari adanya bagian yang berkarat. Tetapi terlepas dari kelebihannya tersebut, ada beberapa hal yang membuat rangka kayu semakin ditinggalkan untuk era saat ini. 

Alasan pertama adalah rangka kayu tidak bisa terhindar dari rayap meskipun dia tidak akan berkarat. Terhindar dari salah satunya memang menguntungkan, tetapi ketidakbisaannya dalam menghindari rayap menjadi hal yang sangat dipertimbangkan oleh orang yang akan membangun rumah. Karat bisa diatasi dengan pengecatan ulang. Rayap juga bisa diatasi dengan beberapa cara, seperti dibalur dengan oli. Tetapi, hal itu tidak menjamin rayap tidak akan balik lagi. Selain itu, bagian yang terkena karat akan terlihat tetapi bagian yang dimakan rayap terkadang tidak bisa terlihat oleh mata. Kita bisa mengetahui bagian tersebut dimakan oleh rayap yakni pada saat dipegang oleh tangan. Hal ini membahayakan penghuni rumah jika tidak rutin mengeceknya. Bisa saja atap tersebut tiba-tiba terjatuh karena sudah keropos akibat rayap.

Alasan kedua adalah rangka kayu semakin sulit dicari dan harganya pun menjadi tidak terjangkau. Karena ada material pengganti, maka banyak orang yang beralih menggunakan opsi yang lain.

Alasan terakhir yakni tidak tahan terhadap lembap. Kayu rentan terhadap cuaca lembap. Jika terkena lembap secara terus menerus bisa membuat kayu menjadi lapuk dan tidak kokoh.

2. Baja Ringan

Rangka atap baja ringan

Baja ringan merupakan jenis rangka yang sering digunakan di bangunan era masa kini. Rangka ini dipilih karena ketersediaannya yang banyak, sehingga mudah dicari di toko bangunan yang ada. Selain itu, harganya pun cukup terjangkau sehingga sangat menjadi pilihan orang-orang.

Berdasarkan ketersediaan, memang mudah dicari tetapi ada hal lain yang membuat masyarakat memilih beralih ke baja ringan. Alasan lainnya adalah beratnya yang ringan. Material yang ringan ini sangat cocok digunakan untuk daerah yang rawan gempa. Logika sederhananya adalah jika terjadi gempa, otomatis bangunan beresiko mengalami kerusakan. Bisa retak, pecah, atau bahkan runtuh. Jika menggunakan material yang berat untuk atap, pasti beresiko mengalami runtuh saat gempa dengan skala besar. Saat atap runtuh, penghuni rumah juga beresiko tertimpa reruntuhan tersebut. Maka dari itu, jika atap dan rangka yang digunakan ringan maka resiko atap jatuh ke bawah lebih sedikit karena masih bisa ditahan oleh plafon.

Disamping itu, rangka atap baja ringan pun mudah dipasang. Prosesnya pun lebih mudah sehingga lebih efisien.

3. Baja KonvensionalRangka atap baja konvensional

Baja konvensional juga bisa digunakan sebagai rangka atap. Penggunaan baja konvensional sebagai rangka atap membuat rangka lebih kuat jika dibandingkan dengan baja ringan. Hal ini juga karena baja konvensional memiliki massa berat yang lebih berat jika  dibandingkan dengan baja ringan. Membuat kekuatannya menjadi lebih unggul.

Meskipun baja konvensional memiliki kekuatan yang lebih daripada baja ringan, tetapi baja konvensional tidak tahan karat. Alasan utamanya karena baja konvensional tidak dilapisi dengan lapisan anti karat, seperti galvalum. Sedangkan baja ringan dilapisi oleh lapisan anti karat, sehingga menjadi lebih tahan terhadap karat dibanding baja konvensional. 

Rangka atap baja konvensional biasanya tidak digunakan untuk membangun rumah, melainkan untuk bangunan besar seperti pabrik, gudang, dan lain sebagainya.

Baca juga: Apa itu Mortar? Pengertian, Fungsi, dan Kelebihan

4. Bambu

Penggunaan rangka atap bambu tidak jauh berbeda dibanding kayu Rangka jenis ini biasanya bisa ditemui pada rumah-rumah yang zaman dulu. Penggunaannya pun sering kali dikombinasikan dengan kayu. Meskipun atap jenis ini lebih sering digunakan pada zaman dahulu dibanding saat ini, tetapi tetap ada yang menggunakannya. Atap bambu digunakan untuk membuat bangunan yang mengangkat konsep klasik atau menggunakan banyak material kayu sebagai bahan utama.

Bambu mulai ditinggali karena kekurangan yang sama seperti kayu, yakni tidak tahan rayap dan juga lembap. Selain itu, semakin sulit menemukan penjual bambu untuk atap rumah. Maka dari itu, orang pada beralih opsi pada rangka atap yang bisa ditemukan di banyak tempat.