Rangka Atap Baja Ringan vs Kayu: Mana yang Lebih Unggul?

18 April 2023

Rangka atap baja ringan
Rangka atap baja ringan

Rangka menjadi hal pertama yang harus diperhatikan sebelum melakukan pemasangan atap. Fungsi dari rangka atap sendiri adalah sebagai penopang benda yang dijadikan sebagai atap, seperti genteng metal, genteng tanah liat, dan lainnya. Selain itu, rangka juga berfungsi sebagai bagian yang membantu atap untuk terhubung satu sama lain.

Ada dua jenis bahan yang biasa digunakan sebagai rangka atap, yakni baja ringan dan kayu. Kedua bahan ini sering dibandingkan terkait mana yang lebih cocok untuk digunakan dan lebih unggul.

Masing-masing dari bahan ini jelas memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Pada tulisan kali ini kami akan melakukan perbandingan untuk dua bahan tersebut.

Perbandingan Baja Ringan vs Kayu

Kami akan memberikan beberapa poin perbandingan untuk memudahkan dalam memilih rangka jenis apa yang cocok untuk hunianmu. Berikut poin perbandingannya.

1. Ketahanan Terhadap Rayap

Keawetan pasti menjadi hal yang diperhatikan oleh kamu sebelum memilih kedua bahan tersebut. Salah satu hal yang mempengaruhi awet atau tidaknya rangka atap adalah apakah rangka tersebut disukai oleh rayap? Jika disukai, maka rayap akan menggerogoti rangka dan membuat rangka mudah keropos.

Baja ringan dibuat dengan steel dan galvalum yang nantinya menghasilkan besi yang tipis. Meskipun dari segi satuan berat bahan ini cenderung ringan, tetapi kekuatannya tidak perlu diragukan.

Baja ringan ini merupakan bahan yang anti rayap sehingga tidak perlu khawatir terjadi pengeroposan akibat rayap. Tetapi hal ini bukan berarti setiap baja ringan memiliki tingkat keawetan yang sama. Maka dari itu, diperlukan research lanjutan terkait produk mana saja yang memiliki tingkat keawetan yang baik.

Kayu biasanya memiliki massa berat yang lebih tinggi dibanding baja ringan. Tetapi ini tetap tergantung dengan jenis kayu apa yang digunakan sebagai kerangka. Tingkat keawetan kayu juga berbeda-beda. Tetapi hal yang menjadi kekhawatiran utama saat memilih kayu untuk dijadikan rangka atap adalah, apakah kayu yang dipilih tidak akan dimakan rayap?

Maka dari itu, sebelum melakukan pembelian, perlu adanya perhatian terhadap jenis kayu yang digunakan. Selain itu, perlu ada treatment lain supaya rayap tidak mau memakan kayu tersebut seperti penggunaan cat antirayap.

2. Ketahanan Terhadap Lembap

Kelembapan sering terjadi dan berdampak pada bangunan, terutama atap kayu. Hal ini bisa terjadi karena sirkulasi udara yang tidak baik. Maka dari itu, salah satu hal yang bisa dilakukan untuk meminimalisir dampak dari kelembapan adalah memilih material bangunan yang tahan terhadap hal tersebut.

Baja ringan bisa berkarat ketika menghadapi suhu udara yang lembap. Terlebih lagi jika sirkulasi udara yang masuk di ruang-ruang atap tidak baik dan terjadi secara terus menerus. Tetapi saat ini sudah banyak produk baja ringan yang dilapisi dengan lapisan antikarat (internal link produk aplus c truss). Sehingga pengguna tidak perlu khawatir dan kerepotan melakukan treatment lain untuk rangka atap berbahan baja ringan.

Kayu merupakan bahan yang mudah lapuk jika terkena suhu lembap dan berair secara terus menerus. Suhu yang lembap juga membuat kayu rawan ditumbuhi oleh jamur sehingga memerlukan treatment khusus sebelum menggunakannya.

Baca juga: Mengatasi Lendutan pada Plafon dengan Aplus G-Strength

3. Kemudahan Pemasangan

Proses pemasangan rangka menjadi salah satu hal yang dipertimbangkan sebelum memilih bahan mana yang akan digunakan. Kedua bahan ini memiliki tingkat pemasangan yang berbeda. Berikut perbandingannya.

Baja ringan lebih mudah dalam pemasangannya. Selain itu, pemasangan pada rangka atap baja ringan lebih cepat dan dengan proses yang lebih sederhana pula jika dibandingkan kayu.

Kayu pemasangannya memerlukan waktu yang lebih lama dan harus dibuat sesuai dengan bentuk atap yang digunakan. Hal ini menghabiskan lebih banyak biaya dibanding menggunakan baja ringan.

4. Harga

Harga merupakan hal yang harus dipertimbangkan pula. Hal ini karena harga akan berdampak pada banyaknya dana yang dikeluarkan untuk membangun rumah.

Baja ringan dalam beberapa waktu terakhir semakin populer digunakan untuk rangka atap. Harga yang dibandrol pun relatif stabil karena banyak produsen yang berusaha untuk memberikan kualitas terbaik dengan harga yang bisa dijangkau (internal link produk Aplus) oleh banyak orang. Hal ini membuat baja ringan menjadi material konstruksi yang efisien dan hemat biaya.

Kayu mengalami penipisan ketersediaan. Apalagi jika mencari yang berkualitas tinggi. Hal ini membuat harga kayu cenderung fluktuatif serta mahal. Penyebabnya ada beberapa faktor, seperti penggundulan hutan secara besar-besaran, perubahan iklim, dan tingginya permintaan akan kayu dalam industri konstruksi dan manufaktur.

5. Stabilitas

Kedua jenis material ini bisa memperkuat segala konstruksi yang sedang dibuat. Meskipun kayu terkesan lebih berat dan kaku.

Baja ringan terlihat lebih ringan dan kurang kokoh. Tetapi, bukan berarti hal itu membuat konstruksi tidak kuat. Asalkan kamu bisa memilih material, perhitungan struktur dengan software khusus baja ringan dan melakukan pemasangan dengan benar maka material ini akan menghasilkan konstruksi yang sama kokohnya.

6. Modernisasi Bangunan

Setiap orang memiliki selera tersendiri terkait desain dan konsep yang digunakan dalam membangun rumah. Kedua bahan ini bisa digunakan untuk konsep rumah modern. Tetapi, rangka atap berbahan baja ringan sering dianggap lebih modern dibanding berbahan kayu.

Baja ringan dianggap memiliki konsep yang modern karena kuat, ringan, dan pengirimannya mudah. Selain itu, konsep pemasangannya juga mudah. Hal ini sangat cocok dengan konsep masa kini yang segalanya serba mudah dan cepat.

Kayu digunakan untuk rumah-rumah yang bergaya klasik dan eco-friendly. Selain itu, pemasangan rangka atap berbahan kayu memerlukan waktu lebih lama sehingga kurang cocok dengan konsep masa kini. Tetapi, tetap bisa digunakan jika ingin membuat rumah dengan gaya klasik dan tradisional.

7. Daur Ulang

Material yang bisa didaur ulang sangat menguntungkan bagi penggunanya. Coba bayangkan jika banyak material bangunan yang tidak bisa dibuang dan hanya menumpuk di tempat sampah. Itu hanya akan menambah penumpukan sampah yang saat ini juga sudah menjadi permasalahan di Indonesia.

Oleh karena itu, penggunaan barang yang bisa didaur ulang akan sangat membantu mengurangi permasalahan sampah ini.

Baja ringan menjadi salah satu bahan material yang bisa didaur ulang. Berdasarkan kutipan dari laman Institute of Scrap Recycling Industries (ISRI), pabrik baja di U.S. pada tahun 2019 melakukan daur ulang terhadap 60 juta ton baja untuk menghasilkan 87 juta ton baja. Selain itu, daur ulang terhadap baja mengurangi energi sebesar 60% dan mengurangi emisi CO2 sebanyak 58%.

Hal tersebut memberikan benefit untuk alam dan menjadikan baja ringan sebagai salah satu material yang dianjurkan untuk digunakan.

Kayu untuk beberapa jenis bisa didaur ulang. Meskipun kayu merupakan bahan organis dari alam, tetapi sebagian lainnya tidak bisa didaur ulang.

Kayu-kayu yang tidak bisa didaur ulang adalah kayu yang sudah melalui pengolahan secara kimiawi. Selain itu, kayu sudah melalui proses pengecatan pun tidak bisa diikutsertakan dalam daur ulang karena akan merusak proses daur ulang kayu yang lain.

Berdasarkan paparan poin-poin di atas, masing-masing bahan memiliki keunggulan di beberapa poin dan juga kekurangan di poin lainnya. Kami ingin mempermudah pembaca dengan memberikan ringkasan singkat terkait poin manakah yang menjadi keunggulan dari masing-masing material. Berikut adalah tabel poin perbandingan beserta kesimpulannya.

Baca juga: Tips Memilih Papan Gypsum untuk Ketahanan Rumah

Manakah yang Lebih Unggul?

Baja ringan memiliki kelebihan, yakni kuat, ringan, dan tahan terhadap korosi sehingga cocok untuk bangunan modern yang membutuhkan kekuatan dan efisiensi dalam konstruksi. Hal ini juga membantu pembuat rumah dalam mengurangi biaya pembangunan.

Sementara itu, kayu memiliki memiliki keindahan estetika yang unik dan mampu menghasilkan nuansa yang hangat dan ramah lingkungan pada bangunan.Tetapi pada era saat ini, banyak orang yang mencari efisiensi saat membangun rumah dan itu tidak didapat saat menggunakan kayu.

Selain itu, menggunakan kayu secara tidak langsung membuat adanya aktivitas penebangan hutan. Penebangan kayu harus dikurangi supaya hutan tetap hijau. Maka dari itu, rangka atap berbahan baja ringan sangat direkomendasikan dan menjadi solusi terbaik.